Oleh Muhammad Bahrul Nur aziz

یٰأَٓیَھُّاَ ٱلنبَّىُِّ قلُ لِّأزَْوَٰجِكَ وَبنَاَتكَِ وَنسَِاءِٓ ٱلْمُؤْمِنیِنَ یدُْنیِنَ عَلیَْھِنَّ مِن جَلٰبَیِبھِِنَّ ذَٰلكَِ أدَْنىَٰٓ أنَ یعُْرَفْنَ فلََا یؤُْذَیْنَ وَكَانَ ٱﻟﻠہَّ غَفوُرًا رَّحِیمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah memerintah seluruh perempuan mukmin, khususnya istri-istri nabi, agar mengenakan jilbab sehingga terhindar dari gangguan dan hinaan orang jahat. Jilbab adalah sebuah baju longgar yang menutupi baju atau kerudung wanita atau juga baju luar bagi wanita. Model penggunaan jilbab sangat beragam sesuai dengan selera pengguna dan adat suatu daerah tersebut. Di indonesia, jilbab dikenal sebagai penutup kepala wanita.
Dalam berjilbab harus ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, salah satunya adalah tidak transparan dan dapat menutupi kepala, leher, serta dada. Sebelum ayat ini turun, pakaian wanita merdeka dan budak hampir sama. Kesamaan itu membuat mereka sulit dibedakan, sehingga laki-laki terkadang menggoda perempuan merdeka karena disangkanya budak.
Akan tetapi ada beberapa dari kalangan kaum hijab yang mengenakan jilbab atas dasar kultur budaya dan perkembangan jaman. Implikasi dari penelitian ini adalah agar masyarakat dapat memahami betapa perlunya berhijab atau menutup aurat. Demikian pula terhadap komunitas hijab dapat memberikan pemahaman atau pegangan berupa dalil aqli dan naqli untuk menguatkan keyakinan mereka dalam melestarikan penggunaan hijab.
Dengan semakin canggihnya dunia modern, dan dengan teknologi informasinya, ternyata kemajuan canggihnya dunia modern ini tidak disertai dengan kemajuan bidang akhlak. Salah satunya adalah cara berpakaiannya sebagai seorang muslimah. Di Era banyak media cetak maupun elektronik yang menyeret muslimah untuk melepaskan identitas yang sebenarnya memiliki akar yang luhur, mereka mudah membuka auratnya seperti berhijab namun berpakaian ketat demi popularitas dan keuntungan materi. Sebagian banyak wanita larut dalam modernitas yang mana dianggap trend terbaru sehingga selalu diikuti meskipun hal tersebut sangat bertentangan dengan firman Allah dan sunnah Rasul.
Dengan sebuah kata “gaul” itu menjadi hal yang diprioritaskan bagi sebagian orang tanpa memerhatikan akibat yang akan terjadi pada dirinya sendiri. Salah satunya gaul dalam berbusana sebagai seorang muslimah. Sehingga banyak para wanita yang berhijab namun telanjang. Hal ini juga terdapat Hadis Shahih Muslim adalah dikategorikan sebagai hadis shahih, tidak ada perdebatan ulama dalam memaknai hadis tersebut,
semuanya setuju bahwa yang di maksud dengan kasuyatun ’ariyatun adalah wanita-wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang berpakaian ketat, membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup. Ancaman bagi wanita yang melakukan hal seperti ini pun telah jelas bahwa mereka tidak akan masuk surga dan mencium baunya.
KESIMPULAN
Untuk menetapkan kewajiban hijab bagi kaum wanita, kita juga bisa merujuk sirah kaum wanita muslimah pada zaman Rasulullah. Mereka selalu menutupi tubuh dan rambut mereka ketika berada di hadapan non muhrim, [Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Tahlile nu wa Amaliaz Hijab dar Asre Hadzir, hal 49] seperti yang kita lihat dari hadis tentang kedatangan Rasulullah bersama Jabir kerumah Sayyidah Fathimah as.
Begitu juga dengan akal manusia, akal manusia juga dapat membuktikan kewajiban hijab bagi kaum wanita. Akal akan senantiasa memerintahkan segala perbuatan yang membawa manfaat dan akan memerintahkan untuk melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya akal akan selalu memperingatkan manusia dari hal-hal yang membahayakan manusia.
Oleh karena itu, ketika melihat bahwa hijab akan memberikan keamanan, ketenangan atau dapat memupuk rasa cinta kasih di antara sesama maka akal yang sehat dan tidak tertawan oleh hawa nafsu akan memerintahkan untuk berhijab. Wallahua’lam

Explore More

Qur’an Surat Muhammad ayat 1-3

Oleh Nita Khoiriyah Surat Muhammad: iku ayate telung puluh wolu, kabeh ayat-ayate Madaniyah kejobo ayat nomer telulas kang temurun ono ing tengah-tengah dalan wektu kanjeng Nabi Muhammad hijrah menyang Madinah.

Translasi Makna Jihad dalam Kitab Al-Ibris

Translasi Makna Jihad dalam Kitab al-Ibris Oleh Rina Dewi Umayah “(Mulo sira sabaro) Siro ojo nuruti wong kafir, lan wong-wong iku perangono sarono Alquran (wacakno ayat-ayat kang nyebut larangan-larangan lan

Janji Al-Qur’an Terhadap Perbuatan-Perbuatan Manusia

وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ 54 “Bani Israel karepe podho gawe tipu, merjoyo Nabi Isa, naging Allah Ta’ala males nipu Bani Israel, panci Allah Ta’ala iku luwih kuat-kuate kang