Setiap yang bernyawa pasti akan mati, tentu kita kerap mendengar kata-kata tersebut. Memang benar kematian akan menjemput kita kapanpun dan dimanapun, kapan datangnya waktu kematian hanya Allah lah yang tahu, kita sebagai hamba Allah diperintahkan untuk mempersiapkan apa yang harus disiapkan untuk bekal setelah mati, dan kita sebagai seorang muslim tentu diwajibkan beriman atau meyakini akan adanya hari kebangkitan setelah mati. Semua hal telah dijelaskan oleh Allah di dalam kitab suci al-Qur’an, salah satunya mengenai hari kebangkitan manusia di akhirat. Seperti telah dijelaskan bahwasannya suatu hari langit-langit akan digulung serta akan diciptakan lagi seperti halnya awal mula penciptaan alam semesta, penjelasan tersebut dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-Anbiya’ ayat 104:

يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَ

“(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya.”

Menurut M. Quraish Shihab mengenai ayat tersebut di dalam kitab tafsirnya al-Misbah bahwa pada suatu hari akan datang dimana Allah akan melipat langit dengan mudahnya yang mana seperti membuka lembaran-lembaran buku atau melipat lembaran-lembaran kertas, dijelaskan yang mana pada saat itu merupakan hari ketakutan yang besar bahkan terbesar. Untuk melakukan semua itu bukanlah perkara yang sulit bagi Tuhan, yang mana seperti kita ketahui bahwa Tuhan telah menciptakan alam semesta ini yang mana awalnya tidak ada hingga menjadi ada seperti saat ini, begitu pula Allah akan mengulanginya. Dan dijelaskan juga bahwasannya pada waktu itulah dilakukannya proses perhitungan serta pembalasan atas apa yang dilakukan ketika berada di dunia. Semua itu merupakan janji dari Tuhan yang mana janji tersebut pasti akan ditepati atas kehendak Tuhan sendiri, bukan karena terpaksa.

Kemudian terdapat orang-orang kafir yang bertanya mengenai dihidupkannya kembali orang-orang yang telah mati. Pertanyaan orang kafir tersebut terdapat di dalam al-Qur’an surah as-Sajdah ayat 10:

وَقَالُوْٓا ءَاِذَا ضَلَلْنَا فِى الْاَرْضِ ءَاِنَّا لَفِيْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ ەۗ بَلْ هُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ كٰفِرُوْنَ

“Dan mereka berkata, “Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan berada dalam ciptaan yang baru?” Bahkan mereka mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.”

Menurut M. Quraish Shihab kaum musyrikin menolak akan kebenaran dari al-Qur’an, mereka semua juga mempersekutukan Allah serta tidak mensyukuri atas nikmat-nikmat-Nya yang telah mereka semua terima. Selain itu mereka semua juga tidak mempercayai akan adanya kebangkitan setelah kematian. Dalih mereka atas ketidak percayaannya terhadap hari kebangkitan setelah mati diuraikan pada ayat tersebut, seraya mereka semua berkata dengan sebuah pertanyaan: “apakah bila kami telah lenyap hancur dan binasa di dalam bumi tempat kami di kubur, apakah kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru walau badan kami telah bercampur dengan tanah dan tulang belulang kami telah lapuk?.” Selain ingkar atas hari kebangkitan setelah mati seperti pertanyaan tersebut, sesungguhnya mereka semua juga ingkar akan menemui Tuhannya, dan juga ingkar atas segala yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya.

Kemudian dijawab pada ayat selanjutnya:

قُلْ يَتَوَفّٰىكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawamu) akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan.”

Menurut Syaikh as-Syinqithi, jika dilihat secara dzahir maka malaikat yang diperintahkan untuk mencabut nyawa seseorang itu hanya ada satu malaikat tertentu saja, akan tetapi pada ayat-ayat lain Allah telah menjelaskan bahwasannya terdapat banyak malaikat yang bertugas untuk mencabut nyawa hamba-Nya, seperti pada surat an-Nisa ayat 97.

Demikian pembahasan mengenai kebangkitan manusia di akhirat kelak, kita sebagai seorang muslim diwajibkan untuk mengimani hal tersebut. Semoga kita selalu diberikan keimanan oleh Allah, dan terhindar dari fitnah-fitnah yang dibenci oleh Allah, aamiin.

Wallahu a’lam bishawab.

@Soheb Nurhafid – Semester 6

Explore More

KARAKTERISTIK MUKMINUN, MUNAFIQUN, DAN KAFIRUN BERDASARKAN TIGA SURAT DALAM AL-QUR’AN: TELAAH TAFSIR AL-IBRIZ

Kata mukminun, kafirun dan munafiqun sangat sering muncul dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menjelaskan secara detail mengenai pengertian dan tanda-tanda dari ketiga kata itu dalam surat tersendiri. Hal ini menandakan bahwa tiga

Bersyukur ala Tafsir Al-ibriz

Tiga Puluh Satu Kali Diingatkan Untuk Syukur “Kito kabeh umat Islam kudu podho sing gedhe syukure, jalaran nikmat-nikmat Allah kang Agung-agung.” (Mustofa bisri) Surah yang mulia dimulai dengan nama Allah,