Sabar Tanpa Batas (Perspektif tafsir al-Ibriiz)
Sering kita dengar bahwa sabar itu memiliki batas, atau bahkan kita pun memiliki prinsip demikian, yakni sabar ada batasnya. Perlu kita ketahui bahwa sabar dan menyerah hampir memiliki respon diri
Sering kita dengar bahwa sabar itu memiliki batas, atau bahkan kita pun memiliki prinsip demikian, yakni sabar ada batasnya. Perlu kita ketahui bahwa sabar dan menyerah hampir memiliki respon diri
Setiap perbuatan yang dilakukan oleh hamba Tuhan di dalam dunia ini pasti memiliki tanggung jawab yang akan diterimanya di akhirat kelak, entah itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Tanggung jawab
Setiap yang bernyawa pasti akan mati, tentu kita kerap mendengar kata-kata tersebut. Memang benar kematian akan menjemput kita kapanpun dan dimanapun, kapan datangnya waktu kematian hanya Allah lah yang tahu,
“Dia wong-wong mukmin! Siro kabeh supoyo bertindak adil, lan podo nekseni kelawan bener, kerono Allah. Senajan ngalahake awak iro dhewe, utowo senajan ngalahake wong tuo loro lan kerabat-kerabat, menowo kang
“Opo siro weruh wong kang nggorohake agomo..?Nggorohake anane hisab lan wewales..?Yen ora weruh yoiku lho, wong kang nolak kanthi kasar marang anak yatim kang njaluk bandhane dhewe, lan ora gelem
Islam selalu mengajarkan kita untuk senantiasa berbuat kebaikan kepada siapa pun baik sesama muslim maupun non-muslim, muda atau tua dan yang kaya atau miskin termasuk kepada anak yatim dan piatu.
Kebaikan dunia sekaligus akhirat menjadi impian yang besar semua umat muslim. Kebaikan akhirat sendiri merupakan buah kebijaksanaan manusia yang diharapkan kepada Allah SWT. untuk kehidupan haqiqi akhirat sebagai wujud hamba
Al-Quran merupakan kitab suci yang dijadikan pedoman hidup bagi umat Islam. Segala perintah dan juga larangan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala terpampang dalam kitab Al Quran. Sebagai umat yang beriman
إِنَّاۤ أَعۡطَیۡنَـٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ “Setuhune ingsun wis maringi ing telogo kautsar, mongko sholato siro kerono pengeran lan nyembeliho siro, setuhune wong kang
Kata mukminun, kafirun dan munafiqun sangat sering muncul dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menjelaskan secara detail mengenai pengertian dan tanda-tanda dari ketiga kata itu dalam surat tersendiri. Hal ini menandakan bahwa tiga