وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ 54
“Bani Israel karepe podho gawe tipu, merjoyo Nabi Isa, naging Allah Ta’ala males nipu Bani Israel, panci Allah Ta’ala iku luwih kuat-kuate kang males nipu.”
(Al-Ibriz, QS.Al-Imran: 54)
Kita diberikan kehidupan, kita juga diberikan kematian. Mengingat bahwasanya setiap kehidupan akan juga menemui hari pembalasan, entah pembalasan langsung di dunia maupun nanti diakhirat. Perbuatan baik akan juga berbalas kebaikan, perbuatan buruk pastinya juga berbalas dengan keburukan. Sebagai muslim, apakah kita masih meragukan tentang hal ini?
Tafsir Al-Ibriz pada Qur’an surah Al-Imran ayat 54 menjelaskan tentang Bani Israel yang berkeinginan membuat tipu daya, “merjoyo Nabi Isa” mereka merencanakan untuk membunuh Nabi Isa. Semua yang mereka perbuat justru malah membuat Allah murka dan memaksa Allah untuk membalas mereka dengan juga menipu daya. “panci Allah Ta’ala iku luwih kuat-kuate kang males nipu” ditegaskan ulang bahwa benar Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya. Mereka hendak menipu makhluk-Nya, tetapi mereka lupa bahwa makhluk tersebut diciptakan dari Sang Pencipta yang Maha segalanya.
وَمَكَرَ pada tafsir Al-Ibriz diartikan “lan males nipu”, Orang-orang kafir Bani Israil membuat makar terhadap Nabi Isa ‘alaihis salam dengan menyerahkan Beliau kepada orang yang akan membunuhnya secara tiba-tiba, maka Allah menjadikan orang yang memberitahukan keberadaan Nabi Isa ‘alaihis salam rupanya mirip Nabi Isa ‘alaihis salam, akhirnya orang itu ditangkap, dibunuh dan disalib. Mereka menyangka bahwa orang yang mereka bunuh dan mereka salib adalah Nabi Isa ‘alaihis salam, padahal bukan, bahkan Nabi Isa ‘alaihis salam telah diangkat Allah ke langit.
Tafsir Lengkap Departemen Agama mengenai ayat ini bahwa “Sesudah Allah menerangkan tentang kaum Hawariyun, maka dalam ayat ini Allah menerangkan sikap Bani Israil terhadap Isa a.s., mereka membuat tipu daya dan bermaksud membinasakannya dengan jalan melaporkan dan memfitnah Isa kepada raja mereka. Tetapi Allah memperdayakan dan menggagalkan tipu daya mereka itu dan mereka tidak berhasil membunuhnya. Isa a.s., diangkat ke langit oleh Allah dan diganti dengan orang yang serupa dengannya, sehingga orang-orang yakin bahwa yang disalib itu adalah Isa a.s. Balasan Allah mengatasi tipu muslihat mereka, dan menimpakan kesengsaraan kepada orang-orang kafir itu, tanpa mereka perkirakan. Rencana Allah yang tidak diketahui oleh hamba-hamba-Nya, sebenarnya adalah untuk menegakkan sunnah-Nya dan menyempurnakan hikmah-Nya.”
Al-jaza min jinsil amal yang artinya “balasan akan didapat sesuai dengan amal perbuatan”. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Ibriz tentang pembalasan, Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan kebaikan. Dan orang yang berbuat buruk akan mendapat balasan yang buruk. Inilah ketentuan ilahi. Salah satu prinsip dari sekian banyak prinsip yang menegaskan bahwa Allah Maha Adil, Maha Bijaksana, dan Maha Segalanya. Prinsip pembalasan Rabbani ini senantiasa terjadi saat didunia dengan berdasarkan keadilan. Tidak berpihak kepada orang tertentu.
“ panci Allah Ta’ala iku luwih kuat-kuate kang males nipu” jika diartikan, sesungguhnya Allah Ta’ala itu lebih kuat untuk membalas tipu daya. Munasabah ayat ini terdapat pada, dan juga sebagaimana berikut :
هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰن “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” QS. Ar-Rahmaan ayat 60,
لَّيۡسَ بِأَمَانِيِّكُمۡ وَلَآ أَمَانِيِّ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِۗ مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدۡ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرٗا
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah” QS.An-Nisaa ayat 123.
Sesungguhnya banyak sekali ayat Al-Qur’an tentang penjelasan balasan orang-orang yang beriman dan bertakwa. Mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik dibukakan untuk mereka pintu-pintu rahmat dan kebahagiaan. Dimudahkan semua urusan mereka. Diangkat bencana dan musibah yang mereka alami. Masing-masing dari mereka dijaga dan dicukupi. Demikian juga dengan keluarganya, mereka ditolong dan dimuliakan. Itulah balasan dari apa yang sudah mereka kerjakan.
Balasan buruk tidak hanya dirasakan di akhirat saja, tempat yang Allah jadikan sebagai tempat untuk membalas semua perbuatan yang dilakukan hamba-Nya selama hidup, tetapi juga menimpa para pelakunya didunia. Ini menyangkut semua perbuatan, baik dosa kecil maupun dosa besar. Barang siapa yang melakukan dosa, maka dia harus menerima hukuman dari kesalahan dan dosanya didunia maupun diakhirat bukan menjadi tanggungjawab orang lain.
Allah memberikan cobaan untuk menguji manusia. Seandainya manusia merenungi dalam permasalahan-permasalahan mereka. Mereka memikirkan apa yang sedang mereka lakukan. Kebaikan tidak akan tersia-sia, dan dosa tidak akan dilupakan. Dia yang memberi balasan kekal selamanya. Sebagaimana ketika kita kita melakukan sesuatu, maka kita juga akan mendapatkan balasan yang setimpal, sebagaimana kita memberi, seperti itu juga kita akan di beri.
Melihat maraknya kontroversi tentang makar, ternyata Allah juga melakukan makar terhadap Bani Israel. Dapat diambil kesimpulan dari ayat diatas ketika kita melakukan perbuatan buruk seperti maka yang akan kita dapatkan adalah keburukan pula. Berbeda lagi ketika kita melakukan kebaikan, maka Allah pasti membalasnya dengan kebaikan yang lebih baik.
Janji Al-Qur’an Terhadap Perbuatan-Perbuatan Manusia
03/12/2019
0 Comments
Explore More
Allah Menciptakan Segalanya Menggunakan Air
Oleh Soheb Nur hafid IAT 5B Tentu kita semua sudah mengetahui bagaimana pentingnya peran air dalam kehidupan kita. Bahkan bukan hanya manusia saja yang membutuhkan air, akan tetapi setiap mahluk
Penasfiran Q.S Muhammad Ayat 19
Oleh Rikhanatul Azizah QS. Muhammad Ayat 19 Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orangorang mukmin, laki-laki dan
Suguhan Air Telaga Kautsar dari Tangan Rasulullah
إِنَّاۤ أَعۡطَیۡنَـٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ “Setuhune ingsun wis maringi ing telogo kautsar, mongko sholato siro kerono pengeran lan nyembeliho siro, setuhune wong kang