Soheb Nur hafid IAT 5B

Kita sebagai seorang hamba Tuhan pasti tidak akan terlewatkan dari sebuah masalah yang kerap datang menghampiri, baik untuk hamba yang miskin atau kaya, kecil atau tua. Semua hamba pasti akan merasakan hal tersebut, akan tetapi tingkatan yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya pasti berbeda-beda. Ada kalanya seorang hamba menerima masalah yang berupa azab, adakalanya juga seorang hamba menerima masalah berupa sebuah ujian. Dari sini kita harus mampu memahami apakah masalah yang sedang kita hadapi adalah ujian dari Tuhan, atau malah sebuah azab. Dewasa ini masih menjadi halumum jika seorang hamba ketika mendapatkan masalah yang berupa azab tetapi memandangnya sebagai ujian. Sesungguhnya pemikiran yang seperti itu akan membuat hamba tersebut tidak tersadarkan dari perbuatan apa yang dia lakukan sehingga mendapat azab. Oleh karena itu mari kita bersama-sama memahami dua hal tersebut.
Di dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai azab dan ujian yang sudah disabdakan oleh Allah SWT. Didalam firman-Nya yakni Al-Qur’an, diantaranya: azab datang dengan tiba-tiba QS al-A’raaf (7): 4, hidup dan mati sebagai ujian QS al-Mulk (29): 2.
Sebelum kita masuk pada pembahasan dalam Qur’an ada baiknya kita mengetahui makna dari azab dan ujian terlebih dahulu. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),[1] azab berarti siksaan Tuhan yang diganjarkan kepada manusia yang melanggar larangan. Sedangkan yang dimaksut dengan ujian adalah cobaan. Dari sini dapat kita pahami bahwa kedua hal tersebut sama-sama pemberian suatu masalah dari Tuhan untuk hamba-Nya, akan tetapi yang membedakan kedua hal tersebut adalah yang melatarinya. Azab didapatkan manusia karena kesalahannya, sedangkan ujian diberikan kepada manusia bukan karena kesalahan manusiat ersebut.
Tanpa bertele-tele lagi mari kita masuk pada pembahasan yang pertama mengenai azab yang datang secara tiba-tiba, dalam QS al-A’raaf (7): 4
وَكَم مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَٰهَا فَجَآءَهَا بَأْسُنَا بَيَٰتًا أَوْ هُمْ قَآئِلُونَ
“Betapa banyaknya negri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di siang hari”.
Tafsir Ibnu Katsir[2]
وَكَم مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَٰهَا“Begitu banyaknya negri yang telah Kami binasakan”, dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa penyebab Allah membinasakan ialah para penduduk suatu negri tersebut telah mendustakan Rasul-Nya, oleh karena itu Allah memberinya kehinaan di dunia yang akan bersambung pada kehinaan di dalam akhirat.
فَجَآءَهَا بَأْسُنَا بَيَٰتًا أَوْ هُمْ قَآئِلُونَ“Maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) pada waktu mereka berada di malam hari, atau pada waktu mereka beristirahat di tengah hari”, mereka semua ada yang kedatangan siksaan serta hukuman pada malam hari ketika mereka semua sedang terlelap, akan tetapi ada juga yang kedatangan siksaan atau hukuman tersebut pada siang hari ketika mereka sedang beristirahat. Kedua waktu tersebut merupakan waktu yang melengahkan (malam hari) dan waktu yang sering digunakan untuk bermain-main (siang hari).
Dari ayat tersebut sudah dapat kita pahami bahwasannya Allah memberikan azab kepada hamba-Nya secara tiba-tiba. Tidak akan ada seorang hamba pun yang dapat memperkirakan kapan waktu datangnya azab kepada dirinya, hal tersebut dikarenakan Allah memiliki sifat jaiz.
Selanjutnya kita akan membahas mengenai ujian, yang mana disini saya akan mengambil dari QS al-Mulk (29): 2 yang mana ayat tersebut membahas mengenai hidup dan mati sebagai ujian. Firman Allah QS al-Mulk (29): 2:
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
Tafsir al-Madinah al-Munawwarah[3]
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ“Yang menjadi kan mati dan hidup”, dalam firman Allah tersebut Dia berkataٱلْمَوْتَyang memiliki makna terputus dan terpisahnya antara antara ruh dengan jasad manusia. Sedangkan dalam kata وَٱلْحَيَوٰةَyang memiliki makna terhubungnya antara ruh dengan jasad manusia. Sehingga yang dimaksut adalah Allah menciptakan manusia berupa jasad yang mana di dalam jasad tersebut digabungkan atau diberikan ruh (dua bagian yang terpisah kemudian dijadikan satu).
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلً“Supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya”, maksutnya adalah Allah akan memberikan hamba-Nya ujian ketika mereka menjalani hidup, ujian tersebut berupa perintah (mengerjakan perbuatan baik) dan larangan (perintah meninggalkan perbuatan buruk). Kemudia Allah akan membalas semua manusia sesuai dengan perbuatan masing-masing manusia tersebut ketika berada di dunia. Tujuan dari ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya ini adalah untuk menampakkan hamba mana yang melakukan perbuatan baik serta hamba mana yang taat kepada Allah atau sebaliknya.
Dari tulisan ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dinamakan dengan azab adalah siksaan yang diberikan Allah kepada hamba yang berbuat keburukan, sedangkan ujian adalah cobaan atau suatu masalah yang diberikan kepada hamba yang sebelumnya tidak melakukan atau tidak melanggar perintah.
Setelah membaca tulisan ini diharapkan kita mampu untuk memahami serta membedakan antara azab dengan ujian, supaya kita bisa lebih berhati-hati lagi dalam melakukan suatu tindakan. Jika kita melanggar sebuah larangan maka kita akan mendapatkan azab sesuai dengan larangan apa yang kita langgar. Akan tetapi ketika kita tidak melanggar sebuah larangan akan tetapi medapat musibah atau masalah itu berarti kita sedang diuji oleh Allah. Tentu kita semua sudah mengetahui maksut atau tujuan dari adanya sebuah ujian, ya tentu ujian akan diberikan kepada seseorang tatkala orang tersebut akan dinaikan pangkatnya, dan keselanjutan dari ujian tersebut hanya orang yang bersangkutanlah yang dapat menyikapinya.


[1]Tanpanama, “KBBI Daring”, diaksesdarihttps://kbbi.kemdikbud.go.id/, padatanggal 29 Oktober 2020, pukul 10.46.
[2]Ishaq Al-Sheikh, TafsirIbnuKatsirJilid 3,Terj. Abdul Ghoffar, (Jakarta, Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003), hlm 349
[3]Tanpanama, “Qur’an Surat Al-MulkAyat 2”, diaksesdarihttps://tafsirweb.com/11030-quran-surat-al-mulk-ayat-2.html, padatanggal 29 Oktober 2020, pukul 11.31

Explore More

KARAKTERISTIK MUKMINUN, MUNAFIQUN, DAN KAFIRUN BERDASARKAN TIGA SURAT DALAM AL-QUR’AN: TELAAH TAFSIR AL-IBRIZ

Kata mukminun, kafirun dan munafiqun sangat sering muncul dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menjelaskan secara detail mengenai pengertian dan tanda-tanda dari ketiga kata itu dalam surat tersendiri. Hal ini menandakan bahwa tiga

KERAJAAN ALLAH SWT YANG TERMAKTUB DALAM SURAT AL-MULK AYAT 1-5

Sayyid Quthub berpendapat bahwa surah al-Mulk ini bertujuan menciptakan pandangan baru bagi masyarakat muslim tentang wujud dan hubungannya dengan Tuhan pencipta wujud. Gambaran menyeluruh melampui alam bumi yang sempit dan

Translasi Makna Jihad dalam Kitab Al-Ibris

Translasi Makna Jihad dalam Kitab al-Ibris Oleh Rina Dewi Umayah “(Mulo sira sabaro) Siro ojo nuruti wong kafir, lan wong-wong iku perangono sarono Alquran (wacakno ayat-ayat kang nyebut larangan-larangan lan