Bukan orang pintar, bukan juga orang yang beruntung. Akan tetapi orang yang Bijak, dan Mau Berpikir yang dapat menikmati hidupnya. Hidup adalah berkah bagi kaum yang mau berpikir. Sudahkah Anda berpikir untuk Hari ini?
Iyo wong- wong kang nduweni akal iku, wong- wong kang tansah imut( dzikir) ing Allah Ta’ala, nuju ngadek, nuju lenggah, lan nuju turon- turon,lan piker- piker ono ing tumitahe langit lan bumi. Wong mau podo matur: Dhuh Gusti! Panjenengan dalem mboten damel sedoyo meniko tanpa guno. Panjenengan dalem Maha Suci, milo mugi Panjenengan dalem ngrekso abdi dalem sedoyo saking sikso neroko. (Al-Ibriz QS. Ali Imran: 191)
Salah satu kelebihan manusia dibanding dengan makhluk lain ialah akal. Dengan akal inilah manusia mampu menjadi makhluk yang mulia, karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang paling sempurna di antara makhluk lainnya. Kesempurnaan manusia tersebut adalah karena manusia dibekali dengan akal. Dengan akal ini pula manusia menanggung amanat Allah dimuka bumi sebagai khalifah yang menjadi kelestarian bumi beserta isinya.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Akal mempunyai peranan yang paling penting dalam agama. Salah satunya adalah untuk menjaga kehormatan manusia. Kitab Al- Ibriz menjelaskan bahwa berfikir itu dapat dilakukan di mana saja, termasuk dalam keadaan berdiri (nuju ngadek), dalam keadaan duduk (nuju lenggah), dalam keadaan berbaring (nuju turon-turon), dan tafakkur memikirkan ciptaan Allah, yakni kejadian yang ada di alam semesta (lan piker-piker ono ing tumitahe langit, lan bumi). Sesungguhnya akal begitu penting dan besar sekali peranannya kepada kita, dalam usaha untuk mengenal diri dan ma’rifat kepada Allah swt. Jika akal dapat dikendalikan dengan baik, maka bergunalah ia kepada kita. Jika tidak, maka sia-sialah Allah menganugerahkan akal kepada kita. Bila kita tidak dapat memanfaatkan akal yang berharga itu maka hidup kita tak ubahlah seperti makhluk lain yang memang tidak berakal.
Akal merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat untuk menjadikan semua Ilmu, dan syarat untuk menjadikan semua amal menjadi lengkap. Namun, akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, akan tetapi akal merupakan kemampuan dan kekuatan dalam diri seseorang. Maka apabila akal itu terhubung dengan cahaya iman dan Al- Qur’an, maka akal itu ibarat cahaya mata yang terhubung dengan cahaya matahari.
Imam Al- Ghazali memberikan sebuah perumpamaan yang menarik mengenai akal, akal diibaratkan seperti sinar yang keluar dari matahari. Menurutnya, matahari adalah akal manusia, sedangkan sinar adalah pengetahuan manusia. Ar-Raghib Al-Ashfahany dalam Al-Mufradat fii Gharib al-Qur’an mengungkapkan bahwa akal merupakan daya atau kekuatan yang berfungsi untuk menerima dan mengikat suatu ilmu.
Akal adalah nikmat besar yang Allah anugerahkan dalam jasmani manusia. Dengan akal kita dapat berinovasi, membangun peradaban, dan dapat membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya.
Al- Qur’an mengecam orang- orang yang mengikuti tradisi leluhur, tanpa dasar Ilmu Pengetahuan. Inilah salah satu contoh penekanan Al- Qur’an yang menyangkut pentingnya penggunaan akal. Manusia diberkahi Allah SWT dengan sarana berfikir yang demikian lengkap, namun sangat jarang yang menggunakannya dengan sebaik- baiknya. Salah satu ajaran Islam sesungguhnya adalah memanfaatkan akal pikiran yang Allah anugrahi tersebut untuk berjuang mencapai kemuliaan yang Allah janjikan.
Akal memiliki pengertian yang luas, bahwasannya kita berfikir menggunakan akal dapat dilakukan dimanapun berada, baik dalam keadaan duduk, berbaring, tidur, dan lain sebagainya. Kita sebagai Makhluq ciptaan Allah harus bersyukur dengan Anugrah terindah yang diberikan oleh Allah. Karenanya kita dapat mengetahui baik,buruknya suatu hal, dan dapat membedakan perkara yang jelas maupun tidak jelas.
Akal adalah suatu kekuatan yang tersembunyi yang dengannya, segala sesuatu dapat terserap. Oleh karena itu, akal mempunyai fungsi untuk membedakan sesuatu yang benar dan salah, bersih dan kotor, bermanfaat dan bermadharat, serta baik dan buruk terhadap sesuatu. Dengan akal kita dapat mengetahui sesuatu yang dapat mengangkat derajat dan sesuai dengan kehidupan, serta mencapai apa yang diinginkan.
Akal di ciptakan oleh Allah sebagai bekal manusia dalam menjalani kehidupannya, agar dapat menjadi hidup dalam jalur yang benar. Sebagaimana kita ketahui, betapa pun hebatnya akal dalam kehidupan manusia. Akan tetapi Allah tetap memberi batasan-batasan terhadap akal. Berkaitan dengan keterbatasan akal yang mempunyai tujuan agar manusia tidak terlalu mendewakan atau melebih-lebihkan akal. Melebih-lebihkan akal dapat membawa manusia kepada kesombongan. Dengan adannya akal, diharapkan manusia mampu membangun kehidupan yang mengarah kepada kebaikan.
Dalam kehidupan, manusia tidak akan terlepas dari berbagai masalah. Di mana masalah tersebut harus dipecahkan. Tanpa adanya pemikiran yang sehat dan jernih, manusia tidak akan menyelesaikan permasalahan tersebut. Manusia mempunyai akal yang dapat digunakan untuk berfikir, dan menyejahterakan kehidupannya. Akal sangat berfungsi dalam kehidupan seseorang. Kesejahteraan manusia akan terwujud apabila dia mempergunakan akalnya dengan baik.
Meraih Derajat Tinggi melalui Akal
15/11/2019
0 Comments
Explore More
Ekofeminisme dalam Tafsir Faid al-Rahman Kyai Sholeh Darat As-Samarani : Gagasan Berkeadilan Sosial dalam Bermasyarakat
Oleh: Ahmad Tisngi Hanani Interaksi seseorang dalam memahami kitab suci tidak hanya terbatas pada tekstual ayat semata, lebih dari itu seseorang membawa aspek-aspek di luar al-Qur’an sebagai media menemukan makna
PERUMPAMAAN DALAM AL-QUR’AN
Oleh Mariatul Qibtiyah Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Kahfiayat 54 yang berbunyi: وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَذَا القُرْأَنِ لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ وَكَانَ الإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا (الكهف: ٥٤) Artinya: “
INTERPRETASI SALAM DALAM AL-QUR’AN: TELAAH TAFSIR AL-IBRIZ
Islam adalah agama yang mendambakan akan memperbaiki, dengan ucapansalam seseorang dapat menghayati bahwa suatu kedamaian yang didambakan untuk diri sendiri, melainkan juga orang lain. Perdamaian merupakan ciri utama dari agama