Putri Istiqomah
Pada ayat ini menjelaskan tentang “barang siapa yang menolong Allah, maka
Allah akan menolongnya”. Ayat ini merupakan penjelasan lanjutan dari ayat
sebelumnya yang menjealaskan tenang ujian dalam peperangan, salah satunya yaitu
keinginan untuk menang dalam setiap peperangan. Perlu diketahui bahwa
kemenangan dapat dicapai setelah kita menempuh ujian.
Pada ayat ini dijelaskan bahwa tujuan dari peperangan adalah menolong
agama Allah. Salah satu yang bisa kita lakukan pada saat ini yaitu menjadikan Allah
selalu dalam ingatan, tidak mengadakan sekutu kepadaNya baik secara lahir maupun
batin, mengakui bahwa cinta seutuhnya hanya kepada Tuhan, mengerjakan apa yang
telah diperintahkan dan meninggalkan apa yang telah dilarang, peraturan yang benar
hanya dari Allah kalaupun kita membuat peraturan harus sesuai dengan perintah
Allah.
Maksud firman Tuhan “menolong Allah” disini bukan berarti Allah lemah,
tetapi Allah memberikan kepercayaan kepada manusia agar mereka tidak berpangku
tangan, manusia harus beramal bukan menunggu. Pertolongan Allah datang kepada
orang yang mau menolong agama Allah. Tidak hanya pada masalah ibadah tapi
mengandung berbagai ajaran tentang ekonomi, politik, social, dan kenegaraan.
Pada akhir ayat tujuh ini dijelaskan juga “Dan akan meneguhkan perlangkahan
kamu”. Maksudnya dalam setiap perjuangan pasti ada imbalan yang akan didapat
yaitu kemenanga atau kekalahan. Kemenangan yang didapat merupakan permulaan
dari sebuah perjuangan sedangkan kekalahan merupakan sebuah kemenangan yang
tertunda.
Sedangkan sekarang banyak kita jumpai manusia yang berjuang tidak karena
menolong Allah tetapi menolong diri sendiri, mereka mencari kekayaan hanya untuk
dirinya sendiri. Hal ini sangat jelas ditegaskan oleh Allah dalam surah As-Syuara’:
27 “Dan kalau diluaskan Allah rezeki kepada hamba-hambaNya mereka pun telah  berbuat sewenang-wenang dimuka bumi”. (Hamka 2001)
Ayat 7 ini merupakan perintah Allah kepada kaum mukminin agar mereka
menolong agamNya, berdakwah kepadaNya, dan bejihad melawan musuh￾musuhNya dengan mengharap keridhoanNya. Jika mereka melakukan hal itu maka
Allah akan menolong mereka dan meneguhkan mereka yaitu menguatkan mereka
dengan kesabaran, ketenangan, dan keteguhan. Ini adalah janji Allah yang Maha
Pemurah yang benar janjiNya. Bahwa barang siapa yang menolong agamaNya baik
dengan ucapan maupun perbuatan maka Dia akan menolongnya dan meneguhkan
kedudukan (hati) ketika di medan perang. (Musa n.d.)
“He wong-wong kang podho iman! Yen siro kabeh podho belo agomoe Allah
Ta’ala lan utusane, Allah Ta’ala bakal mbelani siro kabeh ngalahake satru-satru iro
kabeh, lan Allah Ta’ala netepke delamakan iro kabeh ono ing gelanggang
pertempuran.” (Musthofa 2015)
KH Bisri Musthofa menjelaskan dalam tafsirnya bahwa Allah menyeruhkan
kepada orang-orang yang beriman barang siapa yang membela agama Allah dan
agama RasulNya maka Allah akan membela dan melindunginya dari orang-orang
yang memusuhi kalian. Dan Allah akan menetapkan kedudukanmu dalam medan
perang.
Pada ayat ini sangat jelas dierankan bahwa siapapun yang berjuang di jalan
Allah dengan tujuan dan visi yang jelas maka Allah juga akan menolongnya dan
meneguhkan kedudukannya. Meneguhkan kedudukan berarti meneguhkan hatimu,
ketika dalam suatu peperangan dan mengalami kekalahan maka hatimu tidak goyah
dan berlari kepada musuh yang mendapat kemenangan. Begitupun sebaliknya, jika
kamu mengami kemenangan maka sesungguhnya itu juga atas izin Allah dan tidak
ada yang perlu dibanggakan ataupun disombongkan.
Pada saat ini kita banyak menjumpai orang-orang yang berjuang bukan karena
Allah tetapi lebih mementingkan diri mereka sendiri. Selain itu ada juga yang hatinya
mudah goyah bahkan memendam rasa iri hati jika ada salah satu pihak yang
mendapatkan kemenangan sehingga hatinya menginginkan hal yang serupa. Berbagai
carapun akhirnya dilakukan dan tidak menutup kemugkinan mereka akan berpihak
kepada musuh demi kepentingan mereka sendiri.

Explore More

Kisah Ashabul Kahfi dalam Tafsir Al-Ibriz

Tafsir al-Ibriz adalah kitab tafsir yang ditulis oleh KH. Bisri Mustofa kurang lebih selama empat tahun yakni mulai dari tahun 1957-1960 dan selesai pada hari Kamis tanggal 29 Rajab 1379

Bersyukur ala Tafsir Al-ibriz

Tiga Puluh Satu Kali Diingatkan Untuk Syukur “Kito kabeh umat Islam kudu podho sing gedhe syukure, jalaran nikmat-nikmat Allah kang Agung-agung.” (Mustofa bisri) Surah yang mulia dimulai dengan nama Allah,

INTERPRETASI SALAM DALAM AL-QUR’AN: TELAAH TAFSIR AL-IBRIZ

Islam adalah agama yang mendambakan akan memperbaiki, dengan ucapansalam seseorang dapat menghayati bahwa suatu kedamaian yang didambakan untuk diri sendiri, melainkan juga orang lain. Perdamaian merupakan ciri utama dari agama