Oleh Syma Zakky Amelia Citra

Pada ayat 13 dalam kitab Hidayatul Insan pada ayat tersebut memiliki arti: yakni betapa banyak negeri-negeri orang-orang yang mendustakan yang keadaannya lebih kuat daripada penduduk negerimu yang telah mengusirmu, baik dalam hal harta, anak, penguat, bangunan maupun peralatan dan Allah Subhanahu wa Ta’aala telah membinasakan mereka ketika mereka mendustakan rasul-rasul-Nya, dimana semua nasehat tidak bermanfaat lagi bagi mereka , dan ketika itu tidak ada yang menolong mereka, dan kekuatan mereka tidak berguna sama sekali bagi mereka ketika berhadapan dengan azab Allah ‘Azza wa Jalla. Lalu bagaimana dengan mereka yang lemah itu, yakni penduduk negeri yang mengusir Beliau, mendustakan Beliau dan memusuhi Beliau padahal Beliau rasul yang paling utama dan manusia terbaik? (Musa n.d)

Dalam kitab Dr. Hamka ayat ini menjelaskan bahwa negeri Makkah tempat Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan, sangatlah lemah jika dibandingkan dengan negeri-negeri yang lain yang telah disebutkan namanya dalam al-Quran. Yang penduduknya begitu pongah melawan dan menentang akan seruan Tuhan. Seumpama negeri kaum ‘Aad. yang ahli membangun. kaum Tsarnud yang dapat mempertautkan dengan teknik di antara bukit dengan lurah. Mendirikan rumah-rumah indah di puncak-puncak bukit: bekas-bekas negeri itu masih dapat dilihat sampai kepada zaman Nabi Muhammad s.a.w. Demikian juga kaum-kaum yang lain dengan negeri-negeri yang lain: bukan saja bekas itu terdapat di zaman Rasulullah s.a.w.. bahkan sudah 14 abad berlalu sampai sekarang. seumpama Parsepolis di lran. Athena di Yunani. Mohenjodaro di Pakistan. Semuanya adalah negeri-negeri besar dan hebat. Berkebudayaan tinggi. menunjukkan bahwa rasa seni dan rasa budaya pada penduduknya memang sudah teramat tinggi. Maka kebudayaan negeri-negeri itu. Baik negeri-negeri yang telah disebut namanya banyak sekali di dalam al-Quran. ataupun negeri yang namanya tidak disebutkan. tetapi al-Quran sendiri menganjurkan orang agar meninjau seluruh permukaan bumi ini. agar pengetahuan pun bertambah melihat lagi negeri-negeri lain yang sama nasibnya dengan negeri-negeri yang tersebut itu. karena sama sikap mereka melawan kebenaran yang diserukan Tuhan. baik yang dibawa Rasul. atau dibawa Nabi atau dibawa oleh ahli-ahli fikir yang berfikir lanjut: “Telah Kami binasakan mereka. maka tidaklah ada pelindung bagi mereka.” Dalam hal yang demikian. bagaimanapun besarnya bangunan. Bagaimanapun halusnya kebudayaan yang telah timbul. bagaimanapun pesat dan majunya cara membangun itu. semua tidaklah ada daya untuk mempertahankan diri jika Allah menghendaki buat hancur. (Hamka 2001)
Dalam kitab Tafsir al-Ibriz pada ayat 13 K.H Bisri Musthofa menjelaskan yaitu Pirang-pirang deso-deso kang dewe e luweh akeh katimbang deso iro (Mekkah) kang ngusir marang siro Muhammad = deso-deso mau ingsun rusak penduduke, nuli ora ono kang biso mitulungi marang dewe e kabeh. Yang artinya: banyak desa yang lebih kuat dari pada desamu (Mekkah) yang telah mengusirmu (Muhammad), desa tersebut sudah Aku rusak penduduknya, kemudian tidak ada yang mampu menolongnya. (Mustofa 2015)
Sedangkan dalam kitab tafsir al-Misbah M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat ini menerangkan tentang kuasa Allah Swt yang telah terbukti di masa-masa yang lalu. Ia juga merupakan rincian penjelasan tentang ancaman yang dikemukakan oleh ayat yang lalu ketika meminta mereka memperhatikan akibat buruk dari kedurhakaan generasi yang lalu. Ayat ini bagaikan menyatakan “Betapa banyaknya kaum yang lebih lemah dari kaum beriman yang mengikutimu wahai Nabi Muhammad serta berpegang teguh dengan dengan tuntunan Kami yang telah Kami anugerahi kemenangan menghadapi lawan-lawan mereka, dan banyak negeri yang mendustakan Rasul yang Kami utus serta menyia-nyiakan tuntunan Kami. Sehingga semua aktivitasnya berdasarkan dalil dan bukti yang jelas dan dengan demikian dia dapat melihat yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk.
Menurut penulis ayat ini menceritakan bahwa banyak kaum yang datang ke majlis Nabi Muhammad Saw, namun bagi mereka yang benar-benar dengan niat mencari petunjuk dan keridhaan Allah maka Allah akan memberikan petunjuk dan kebenaran dalam hatinya sedangkan bagi mereka yang hanya datang dengan tidak disertai kesungguhan mereka pun tidak mendapatkan apapun. Dan apapun yang mereka kerjaan aka nada balasannya dari Allah Swt.

Explore More

Penafsiran Ayat-Ayat Toleransi dalam Surat Al-Baqarah Menurut KH. Bisri Musthofa dalam Tafsir Al-Ibriz

Tafsir al-Ibriz ini bisa dikatakan sebagai terjemah dan tafsir. Pengarang sendiri menyebutnya sebagai terjemah. Namun jika dilihat dari konten yang ada, Kiai Bisri sering kali melakukan penafsiran terhadap beberapa ayat

Qur’an Surat Muhammad ayat 1-3

Oleh Nita Khoiriyah Surat Muhammad: iku ayate telung puluh wolu, kabeh ayat-ayate Madaniyah kejobo ayat nomer telulas kang temurun ono ing tengah-tengah dalan wektu kanjeng Nabi Muhammad hijrah menyang Madinah.

Pemanfaatan Waktu Dalam Tafsir Al-Ibriiz

Banyak di era sekarang orang-orang yang tidak mengharagai waktu dengan baik. Contoh bermain game sampai lupa melakukan kewajibannya. Lantas bagaimana pesan-pesan Mbah Bisri musthofa dalam mengharagai waktu? QS. Al-Asr ayat