Islam adalah agama yang mendambakan akan memperbaiki, dengan ucapansalam seseorang dapat menghayati bahwa suatu kedamaian yang didambakan untuk diri sendiri, melainkan juga orang lain. Perdamaian merupakan ciri utama dari agama Islam. Ketika kita hidup dalam masyarakat, Islam mengajarkan umatnya untuk hidup rukun dan damai. Ketika kita bertemu dengan sesama muslim dijalan atau memasuki rumah, tanpa sadar kita menyepelekan ucapan salam tanpa mengetahui maknanya, kadang salam juga hanya dijadikan ucapan basa basi belaka. Padahal ucapan salam disini tidak boleh hanya dijadikan sekedar basa-basi melainkan dengan menggunakan cara yang benar. Jadi sudah jelas bahwa ucapan salam merupakan suatu doa yang diucapkan dengan ikhlas kepada sesama muslim.
Sudah tidak diragukan lagi, Kata Salam [ اَلسَّلَامُ ] telah disebutkan dan tertulis di dalam Al-Qur’an sebanyak 12 ayat pada 10 surat. Kata salam berasal dari kata kerja salima-yaslamu yang berarti selamat, sejahtera, aman, dan sentosa. Al-Qur’an menjelaskan kata salam dalam Qs al-An’am {6}:54
وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِنَا فَقُلْ سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ ۖ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَىٰ نَفْسِهِ ٱلرَّحْمَةَ ۖ أَنَّهُۥ مَنْ عَمِلَ مِنكُمْ سُوٓءًۢا بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعْدِهِۦ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُۥ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya : “Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu. Maka katakanlah salamun’alaikum (mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu)” (QS. Al-An’am {6}:54)
Ayat ini juga dijelaskan dalam tafsir al Ibriz karya bapak KH. Bisri Musthofa. Tafsir ini berbunyi: “Arikala siro Muhammad ketekanan wong-wong (mukmin) kang iman ayat-ayat ingsung (Allah), hurmatono kanthi ucapan “Salamun’alaikum”. Allah ta’ala wus mutusake wujude rahmat atas dzate dewe. Yoiku seng sopo wonge saking siro kabeh (wong mukmin ) nglakoni kaluputan amargo bodo, nuli gelem tobat sawise kaluputan mau lan nuli mbagusake ngamale, sejatine Allah Ta’ala iku agung ngapurone agung welase.”
Maksud tafsir tersebut adalah Apabila kamu (Muhammad) kedatangan orang-orang mukmin yang iman dengan ayat-ayat Allah, maka hormatilah dengan ucapan “salamun’alaikum”. Allah ta’ala telah menetapkan rahmat atas diri-Nya, (yaitu) barang siapa yang berbuat kejahatan karena tidak mengerti(bodo) kemudian ia mau bertaubat dan mau berbuat kebaikan. Maka Sesungguhnya Allah maha pengampun
Selain itu kata salam juga terdapat dalam Qs. An-Nuur {24}:27
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.”
Ayat ini juga dijelaskan dalam tafsir al Ibriz karya bapak KH. Bisri Musthofa. Tafsir ini berbunyi: “He wong-wong kang podo iman ! Siro kabeh ojo podho mlebu omah kang dudu omah siro kabeh. Hinggo siro kabeh podho nyuwun izin lan podho uluk salam marang ahli bait iku. Mengkono iku bagus tumerap siro kabeh, mugo-mugo siro kabeh podho nerimo pitutur”
Maksud tafsir tersebut adalah wahai orang-orang yang beriman ! janganlah kalian semua memasuki rumah-rumah yang bukan milik kalian, hingga kalian meminta izin kepada penghuninya untuk masuk dan mengucapkan salam pada mereka. Hal tersebut sangat bagus dilakukan untuk kalian semua, semoga kalian semua dapat menerima nasehat.
Janganlah kamu memasuki rumah orang lain kecuali sesudah diberi izin, dan memberi salam terlebih dahulu, agar tidak sampai melihat aib orang lain. Melihat hal-hal yang tidak pantas untuk orang lain melihatnya. Seseorang yang meminta izin untuk memasuki rumah orang yang ditandai dengan memberi salam, jika tidak mendapat jawaban sebaiknya dilakukan sampai tiga kali ucapan salam. Kalau sudah ada izin, silahkan masuk, dan jika tidak ada izin atau jawaban sebaiknya ia pulang.
Kedua ayat tersebut sama-sama menjelaskan mengenai ucapan salam dalam al-Qur’an, tetapi penulis disini hanya menulis dua ayat yang setema. perlu diketahui orang Islam yang tidak mengucapkan salam dipandang belum memenuhi tata cara ajaran Islam. Meskipun lalai mengucapkan salam tidak mendatangkan dosa, tapi ketika orang tersebut mengabaikan bahkan meremehkan hal tersebut kita sebagai sesama muslim harus saling mengingatkan. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya hidup didaerah perkotaan yang semakin jauh dari ucapan salam. Apalagi pada zaman sekarang yang sudah banyak ucapan-ucapan modern yang biasa dipraktikkan oleh anak-anak muda.
Hukum mengucapkan salam adalah sunnah, dan hukum menjawabnya adalah wajib jika hanya ada satu orang, ketika banyak orang maka menjawab salam hukumnya adalah sunnah muakad. Walaupun mengucapkan salam hukumnya sunnah, dan yang menjawab salam hukumnya wajib. Tetapi pahala yang didapat lebih banyak orang yang mau mengucapkan salam dari pada orang yang menjawabnya. (HR. Abu Daud no. 5210. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Sebagai perempuan, lalu bagaimana hukum menjawab salam dari orang laki-laki yang tak dikenal (hanya sekedar basa basi) ? Tidak wajib bagiperempuan tersebut membalasnya. Baiknya tidak saling memberi salam antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Kecuali perempuan tersebut sudah lanjut usia atau tidak ada ketertarikan kepadanya. Hal ini dimaksudkan agar tidak muncul fitnah dan unsur godaan didalmnya. Namun, jika terdapat sekelompok perempuan yang diberi salam oleh seorang laki-laki atau sebaliknya, maka masing-masing dari mereka diperbolehkan untuk menjawabnya. Hal ini diriwayatkan dari suatu hadis riwayat Abu Daud dari Asma binti Yazid, “Nabi Muhammad saw pernah melewati kami para wanita, lalu memberi salam pada kami. (HR.Abu Daud, shahih)”
Melihat hal itu, saya sebagai anak muda. Harus dapat menjadikan contoh yang baik dengan menerapkan hal-hal kecil tersebut dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari baik ketika masuk rumah, bertemu dengan teman, kerabat, bahkan dengan keluarga. Setelah mengucapkan salam, seorang muslim juga dianjurkan untuk berjabat tangan. Hal ini didasarkan pada hadist nabi yang menyatakan bahwa dosa-dosa orang yang bersalaman itu dapat berguguran, seperti halnya daun.
Oleh: Nur Laili Fitriani