Irfatun Nadzifah
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah adalah Nabi Adam AS. Yang diciptakan dari saripati tanah. Manusia pertama kali diciptakan tidak ada keterlibatan dengan manusia lain, yang artinya Nabi Adam terlahir tidak seperti manusia pada umumnya yang terlahir dari rahim seorang ibu.hal ini menjadi pertanyaan yang timbul secara wajar bagi kalangan awam. Pertanyaan ini akan terus timbul jika teori penciptaan nabi Adam terus dipaksakan sinkron dengan teori sains modern saat ini. Hal ini dapat dijawab sesuai dengan salah satu ayat al-Quran yang artinya:
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur” (QS. As-Sajdah; 32: 7-9)
Allah SWT dalam firmannya mengatakan dengan sangatjelas bahwa penciptaan manusia pada awal mulanya adalah dari tanah, kemudian baru keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian disempurnakan dan barulah ditiupkan ruhnya, selanjutnya dijadikanlah pendengaran, penglihatan dan hati.[1] Jadi dari ayat diatas menjelaskan bahwa nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah terbut dari saripati tanah, pengertian ini terdapat pula dalam kitab Daqoikhul Akbar karangan Imam Abdurrohim bin Ahmad al-Qodhi, yang menjelaskan bahwa penciptaan bagian-bagian tubuh Nabi Adam diambil dari tanah yang berasal dari berbagaibelahan bumi.
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ١٢ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mukminun: 12-14)
Dari ayat diatas berisi penjelasan tentang tahapan-tahapan dalam penciptaan manusia, dalam ilmu biologi proses kelahiran manusia dapat dijelaskan secara ilmiah. Setelahsel sperma bertemu dengan ovum (sel telur) akan muncul bukaan dibagian akromosom sperma. Bukaan tersebut akan mengeluarkan enzim pelarut zona pelusia pada oosit sekunder. Setelah sperma memasuki ovum akan segera terjadi perubahan yang mencegah sperma lain masuk. Biasanya sperma akan kehilangan ekornya ketika masuk akan membuahi ovum. Proses masuknya sperma akan merangsang oosit sekunder menyelesaikan pembelahan miosis keduanya. Kepala sperma yang bersifat haploid membengkak dan membentuk pronukleus betiina, kemudian akan membentuk nukleus ziqot (segumpal darah) yang diaploid.
Zigot akan tubuh menjadi embrio diuterus sejak terjadi fertilasi hingga dilahirkan. waktu kelahiran manusia berkisarrata-rata 266 hari atau 36 minggu. sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pembelahan menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enambelas sel dan seterusnya yang akhirnya akan menjadi satu kelompok sel baru yang merupakan suatu benda bulat yang disebut stadium atau fase morula.[2]
Pada blastula bagian embrioblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan lembaga atau embrio (germ layer) yang terdiri atas ectoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam). bagian permukaan ectoderm melakukan invaginasi (pelekukan) kedalam membentuk lapisan ketiga, yaitu mesoderm. Proses tersebut dinamakan gastrulasi dan terjadi pada minggu ketiga. Dengan demikian tahapan embrio telah berganti dari brastula menjadi gastrula. Tidak seperti pembelahan sel. gastrula juga meliputi pertambahan ukuran embrio. pada minggu keempat hinga kedelapan, ketiga lapisan lembaga yang terbentuk pada gastrulasi akan membentuk jaringan, organ dan sistem organ. peristiwa itu dinamakan tahap organogenesis. Ectoderm akan membentuk antara lain sistem syaraf dan sistem indra. Mesoderm akan membentuk antara lain sistem ekskresi, sistem rangka, otot, sistem reproduksi, serta sistem peredaran darah. adapun sistem pencernaan dan sistem respirasi terbentuk dari endoderm. semua organ terbentuk pada minggu kedelapan. Pada saat itu embrio disebut janin. Sel-sel jaringan terluar embrio juga tumbuh dan membesar membentuk struktur yang menyokong serta melindungi embrio, yaitu membran-membran plasenta.[3]
Dalam penciptaan manusia berawal dari pembuahan yaitu bertemunya sel sperma yang disebut dengan istilah sulalah dengan sel telur yang akhirnya terjadi pembelahan-pembelahan sel yang melalui beberapa tahap yang nantinya akan terbentuk jaringan sel, embrio, dan janin. Sebelum tumbuh menjadi janin, sel telur berupa gumpalan darah atau alaqah yang terdiri dari sel-sel yang berkembang didalamnya, hal ini selaras dengan ayat al-Quran “yang menciptakan manusia dari segumpal darah”(QS. Al-Alaq: 2), kemudian dari segumpal darah itu berkembang menjadi embrio atau segumpal daging yang dalam al-Quran disebut dengan mudghoh “…lalu dari suatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging…”(QS. Al-Mukminun: 14). setelah beberapa minggu embrio akan terus berkembang menjadi organ-organ dalam tubuh, kemudian pada fase tersebut akan mulai tumbuh tulang-tulang dan organ luar tubuh “dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain …” (QS. Al-Mukminun: 14). dan setelah pembentukan organ-organ dalam dan organ luar tubuh, maka embrio akan terus berkembang sampai bentuk tubuh janin sudah tampak sempurna.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, Seseorang dari kamu ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari, kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rizki dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya. (Hadits riwayat Imam al Bukhari dari `Abdullah).