Apa sih zuhud itu? Mungkin kita sudah banyak paham mengenai makna kata zuhud namun, beberapa orang ada yang belum mengerti apa sih zuhud itu?. Zuhud adalah meninggalkan kehidupan dunia, dan focus pada satu titik tujuan yaitu akhirat. Dan orang yang memiliki sikap zuhud biasanya mereka hanya focus kepada kepentingan akhirat maupun surgawinya saja tanpa memikirkan yang lain. Orang yang zuhud hanya mencari harta seperlunya, asal cukup untuk bertahan hidup di dunia. Bisa dikatakan bahwa pengertian zuhud adalah suatu keputusan untuk melupakan dunia dan fokus mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Melupakan angan-angan dan hanya melihat dunia dari sudut pandang ‘tidak membutuhkannya’. Zuhud adalah menganggap kecil dunia.

Beberapa petuah Kyai Bisri Mustafa yang sering beliau katakan kepada muridnya yaitu  berkaitan dengan pentingnya melibatkan Allah dalam segala hal urusan keduniawian. Sejauh mana orang menjadi pandai, pintar, kaya, sukses, maka akan sia-sia jika ia tidak menggantungkan kehidupan sementara dan penuh dengan tipu daya ini hanya kepada-Nya. Jadi intinya, ketika kita meminta sesuatu apapun itu, apa yang kita inginkan harus melibatkan Allah dalam permohonan atau doa, karena hanya Allah lah yang mampu mengabulkannya, dan memberi kita nikmat, rezeki dan segala apapun yang kita minta.

Karena sejatinya doa adalah ibadah, kita berdoa sama saja kita beribadah, jadi tunggu saja prosesnya, ketika Allah menghendaki sesuatu, “kun fayaakun” maka akan terjadi. Selama kita bertaqwa kepada Allah Swt. Dan positif thinking terhadap Allah Swt. Namun, ketika sudah dikasih, maka janganlah melalaikan atas nikmat Allah Swt. Karena sejatinya apa yang kita miliki adalah semuanya milik Allah, dan akan kembali pula kepada-Nya samapi batas waktu yang Allah Swt tentukan.

Dalam tafsir al-Ibriz,  zuhud disebutkan dalam Qs. Al-Ankabut ayat 64

وَمَا هذِهِ اْلَحَيَوةُ الدُ نْيَا اِلاّ لَهْوٌوَّلَعِبٌ  وَاِنَ الدَّا رَاْ لاخِرَةَ لَهِيَ الحَيَوَانُ  لَوْكاَنُوْ يَعْلَمُوْنَ

“Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui”.

Kyai Bisri memberi perumpamaan tentang kehidupan dunia yang sementara seperti anak-anak yang sedang asik bermain, lalu orangtuanya memanggil untuk pulang karena hari sudah larut malam. Hal ini menjelaskan bahwa kehidupan dunia tidaklah abadi sehingga jangan sampai kita sebagai manusia terlena terhadap kehidupan dunia, serta lalai didalamnya, penafsiran tersebut disajikan dengan Bahasa Jawa yang singkat dan lugas sehingga mudah dipahami oleh masyarakat khususnya masyarakat Jawa.

Menurut para tokoh, yang pertama As-Syibli zuhud adalah lalai terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak ada apapun didalamnya, yaitu dunia, maka sudah semestinya dunia yang harus kita jauhi bukan dunia yang membuat kita jauh dan lalai kepada sang pencipta. Kedua, Imam Sufyan Ats-Tsauri zuhud adalah terbatasnya angan-angan.

Dengan demikian hakikat zuhud yang kita pahami di zaman yang penuh tantangan dan tipuan seperti sekarang  ini, apalagi zaman era digital yang apa-apa serba online, gadged yang lebih menjadi utama, membaca al-Qur’an saja bisa dibaca lewat Handphone, nah hal seperti inilah yang mempengaruhi untuk meninggalkan dunia, karena jika membaca al-Qur’an di Hp maka ini termasuk perkara dunia, karena jika kita menanamkan zuhud terhadap diri kita maka sudah tertanam di diri kita rasa untuk memilikinya, jadi kita harus bisa menanamkan nya terhadap diri kita, bukanlah zuhud dengan meninggalkan dan mengasingkan diri dari semua kehidupan dunia dan hanya sibuk beribadah sepanjang waktu, melainkan tetap berhubungan dengan kemewahan dunia dengan tidak terlena di dalamnya serta menggunakan kemewahan-kemewahan tersebut sebagai sarana untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.

Menanamkan sifat zuhud pada diri kita memiliki beberapa manfaat, yaitu: hidup kita akan jauh menjadi berkah, hidup menjadi tentram dan bahagia, mendapatkan pertolongan dari Allah, memperoleh derajat kepemimpinan, dimasukkan kesurga-Nya, tidak mudah mengalami putus asa atas rezeki yang telah diterimanya, dan memungkinkan dapat mengatasi kesulitan yang telah di hadapi.

@Efit Chiramatul Ulfa – Semester 6

Explore More

Perintah Bershalawat Kepada Nabi Muhammad SAW dalam Al- Qur’an Surah Al- Ahzab Ayat 56

oleh miftakhul jannah اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦ “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah

Penafsiran Surah Muhammad Ayat 7-12

Putri Istiqomah Pada ayat ini menjelaskan tentang “barang siapa yang menolong Allah, maka Allah akan menolongnya”. Ayat ini merupakan penjelasan lanjutan dari ayat sebelumnya yang menjealaskan tenang ujian dalam peperangan,

MAKNA ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QURAN: Tlaah Kitab Tafsir Al-Misbah

Septy Khoirunnisak             Apakah sebenarnya Islam itu? Sebuah pertayaan yang cukup ringkas namun membutuhkan jawaban dari beberapa sudut pandang. Karena makna Islam ini berulang kali disebutkan dalam Al-Qur’an. Sehingga membutuhkan