Oleh Rikhanatul Azizah

QS. Muhammad Ayat 19
Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan)
selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang￾orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat kamu tinggal.
Ayat ke 19 dalam Tafsir Al-Azhar termasuk salah satu dari tema
“Petunjuk ditambah dengan petunjuk” yang mana penjelasannya sebagai
berikut. “Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Allah.”
Maksudnya ialah supaya manusia kembali mengingat Tuhan. Hanya itulah
jalan satu-satunya buat keselamatan manusia, baik di dalam melanjutkan
hidup ini, menunggu datangnya kiamat yang pasti akan datang itu. Asal
manusia ingat akan Keesaan Tuhan akan insaflah manusia bahwa ada Yang
Maha Kuasa yang jadi sumber ilham dalam hidupnya.
Oleh karena tujuan utama ayat ialah kepada orang yang telah
mengaku iman percaya kepada Risalat Muhammad saw maka inilah bekal
pertama dan utama mereka di dalam menghadapi kericuhan alam di dalam
menghadapi kegoncangan dan ketakutan karena kiamat akan datang. Apa pun
yang akan terjadi, namun aku sebagai seorang Muslim tetap memegang teguh
pendirianku bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Kemudian itu
bersabdalah Tuhan seterusnya kepada RasulNya: “Dan memohon ampunlah
engkau bagi dosa engkau dan bagi orang-orang yang beriman laki-laki dan
beriman perempuan.”
Supaya tafsir ini jangan tergendala pula dalam perselisihan ahli-ahli
tentang berdosakah seorang Nabi atau tidak? Dosa besarkah yang dibuatnya
atau dosa kecil, baik juga kita ingat bahwasanya Rasulullah s.a.w.
sembahyang tahajjud pada tiap-tiap malam, sampai pegal atau penat-penat
kakinya, sehingga pada suatu hari Aisyah isteri beliau yang rnulia bertanya,
rnengapa beliau berpayah-payah sembahyang malam begitu rupa, sampai
kakinya kelihatan sudah kaku dan pegal, padahal dosanya yang telah lalu dan
yang kemudian sudah diampuni? Maka beliau menjawab: “Bukankah patut
kalau aku menjadi hamba Allah yang bersyukur?” Artinya, keadaan dosanya
yang telah diampuni itu membawa beliau ke dalam suasana syukur yang
sangat tinggi dan terharu, sehingga beliau tidak berhenti sembahyang tahajjud
tanda syukur. sampai kaki beliau jadi pegal.
Beliau pun pernah menganjurkan agar ummat beliau memohonkan
ampun banyak-banyak kepada Tuhan. sebab beliau sendiri siang dan malam,
petang dan pagi tidak kurang daripada 70 kali memohonkan ampun kepada
Tuhan. Maka keadaan beliau tidak berdosa lagi. baik dosa yang dahulu atau
yang terkemudian. bukanlah menyebabkan beliau jadi bangga. lalu beliau
malas beribadah. Jauh sikap yang seperti itu bagi beliau! Bahkan bertambah
jaminan Tuhan bahwa dia tidak berdosa. bertambah pula beliau merunduk
kepada Ilahi dan tekun bersembahyang.
Maka di dalam ayat yang tengah kita tafsirkan ini. Nabi Muhammad
disuruh memohonkan ampun untuk dirinya sendiri dan untuk diri segala
orang yang beriman. baik laki-laki atau yang perempuan. sehingga selalu
terjadi perlombaan di antara perdayaan Iblis dengan usaha manusia yang
diperdayakan itu memohonkan ampun kepada Tuhan. Di akhir ayat
bertemulah sabda Tuhan: “Dan Allah Maha Mengetahui tempat berpindah
kamu dan tempat menetap kamu”.
Ibnu Abbas telah memberikan saja tafsir yang ringkas tegas tentang
kedua kata ini. Tempat berpindah-pindah kamu ialah di dunia. Kita dilahirkan
di Tanah Sira[r Sungaibatang. Maninjau (1908). lalu pindah dibawa orang tua
(1914) ke Padang Panjang. di tahun 1.924 mengembara ke Tanah Jawa, 7927
mengerjakan Haji ke Makkah. 1929 kawin, 1931 merantau ke Makassar, 1936
berangkat ke Medan menerbitkan majalah, 1945 turut dalam revolusi, 1949
pindah ke Tanah Jawa dan entah ke mana lagi, Allahlah yang tahu. Dan
tempat menetap kelak ialah bila nyawa telah bercerai dengan badan dan
digalikan kubur lalu menetap di sana, menunggu panggilan kiamat. (Prof. Dr.
Hamka: 6710-6712)
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwasanya hal yang
paling utama bagi manusia agar selamat di dunia dan di akhirat adalah
dengan selalu mengesakan Tuhan (Allah). Adapun pegangan utama bagi
seorang muslim untuk menghadapi kedahsyatan hari kiamat yaitu tetap
memegang teguh kalimat “Tidak ada Tuhan Melainkan Allah”. Sebagai
hamba yang beriman, kita diperintahkan untuk selalu bersyukur kepada
Tuhan (Allah) salah satunya dengan sholat sebagai tanda syukur kepada
Allah. Kita sebagai umat Rasulullah Muhammad saw, dianjurkan untuk
memperbanyak permohonan ampun kepada Allah untuk diri sendiri dan
muslim lain yang beriman karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat
dimana saja kita berbuat.
Kontekstualisasi di zaman sekarang ini banyak manusia yang sudah
lupa Tuhannya (Allah). Untuk itu, kita sebagai hamba yang beriman harus
terus berusaha untuk mengingat Allah dimanapun dan kapanpun dengan
memperbanyak kalimat Laa ilaha illallah, sujud (sholat), bersyukur dan
beristighfar. InsyaAllah kita akan selalu mengingat Allah sampai akhir hayat
nanti.

Explore More

INTERPRETASI SALAM DALAM AL-QUR’AN: TELAAH TAFSIR AL-IBRIZ

Islam adalah agama yang mendambakan akan memperbaiki, dengan ucapansalam seseorang dapat menghayati bahwa suatu kedamaian yang didambakan untuk diri sendiri, melainkan juga orang lain. Perdamaian merupakan ciri utama dari agama

Penafsiran Ayat-Ayat Toleransi dalam Surat Al-Baqarah Menurut KH. Bisri Musthofa dalam Tafsir Al-Ibriz

Tafsir al-Ibriz ini bisa dikatakan sebagai terjemah dan tafsir. Pengarang sendiri menyebutnya sebagai terjemah. Namun jika dilihat dari konten yang ada, Kiai Bisri sering kali melakukan penafsiran terhadap beberapa ayat

Sudahkah Anda Khusyu’ dalam Membaca Al-Quran?

“Umpomo ingsun Allah Ta’ala nurunake Al-Quran iki atas gunung (lan gunung mau katitahake nduwe pengertian koyo manungso) sing mesthi bakal ningali gunung itu, katon khusyu’ tur pecah, sangking wedine marang